0
Posted by henny slalu b'juang on 00.17
Perbandingan Kualitas Guru di Australia dengan Indonesia

A. Kualitas Guru di Australia
Selama decade terakhir, peran guru di Australia telah berubah. Guru di Australia diharapkan dapat mendorong siswa untuk mengasah keterampilan seperti pemikiran kritis, diatur untuk belajar mandiri, pengetahuan diri, serta belajar seumur hidup. Guru Australian Education Association (ATEA) merupakan asosiasi profesional utama untuk pendidik guru di Australia. Misi Pendidikan Guru Australia Association adalah untuk mempromosikan:
 Para Pendidik dan pendidikan berkelanjutan guru dalam segala bentuk dan konteks;
 Guru pendidikan sebagai pusat di perusahaan pendidikan bangsa;
 Penelitian pendidikan guru sebagai usaha inti.
Di Australia, salah satu cara untuk mengubah wajah pendidikan yakni dangan melalui pendidikan nilai-nilai. Nilai pendidikan di sekolah-sekolah Australia menjadi aspek kuncidari kebijakan pemerintah pada tahun 2002, ketika kemudian Persemakmuran menteri pendidikan, sains dan teknologi, Dr. Brendan Nelson menugaskan sebuah studi untuk mengeksplorasi pendidikan berbasis nilai-nilai yang saat ini telah dilaksanakan oleh sekolah-sekolah di Australia.
Kualitas guru di Australia dapat terlihat dari keterlibatan guru dalam suatu pembelajaran yang berperan sebagai fasilitator atau pemandu dan mendorong anak-anak untuk focus dalam forum diskusi. Peran guru di kelas telah menjadi satu factor penting dalam belajar siswa (Dekan Majelis Pendidikan Australia, 2005). Guru di Australia diharuskan memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang mampu mendorong peserta didik untuk mampu berpikir kritis dan juga mampu mengembangkan nilai-nilai pendidikan.
B. KualitasGuru di Indonesia
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Selain itu, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan, tetapi pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
C. Perbandingan Kualitas Guru di Australia dengan Indonesia

Pendidik di Australia memiliki cara pengajaran yang baik bila dibandingkan dengan Indonesia. Karena pendidik di Australia memiliki pandangan yang bertujuan untuk pengajaran nilai-nilai bagi peserta didiknya. Selain itu pendidik di Australia juga dituntut harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan dalam mendorong peserta didik berpikir kritis dan juga mempu mengembangkan nilai-nilai pengetahuan. Pendidik memiliki peran sebagai fasilitator. Sedangkan kualitas guru di Indonesia masih terbilang cukup rendah. Hal ini dapat terlihat dari tingkat pendidikan guru-guru di Indonesia. Selain itu pendidik di Indonesia juga dapat dikatakan kurang professional dalam menjalankan tugasnya.

http://www.seenthing.com/2010/07/makalah-pendidikan-indonesia-makalah-pendidikan-masalah-pendidikan-di-indonesia.html
Sariwati, Masalah-Masalah Pendidikan Indonesia, www.ubb.ac.id, diakses Minggu, 10 Oktober 2010
Tentang ATEA, www.atea.edu.au, diakses pada Minggu, 10 Oktober 2010

Copyright © 2009 SEMANGAT REMAJA All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.